SEBANYAK 38 dari 50 anak-anak usia di bawah 5 tahun rawan terinfeksi norovirus. Infeksi ini merupakan jenis infeksi yang menyerang pada anak. Ditandai dengan gejala diare yang terus-menerus. Jika anak memiliki kekebalan daya tahan tubuh rendah, maka dapat menyebabkan munculnya berbagai komplikasi.
Minimnya pengetahuan siswa tentang diare yang disebabkan oleh infeksi norovirus menjadi alasan utama dr. Irmawan Farindra., M.Si., Dosen FK Unusa melakukan pengabdian masyarakat (Pengmas) tentang pencegahan diare akibat infeksi norovirus. Pengmas dilaksanakan di SMP An Najiyah, Jl. Sidosermo IV No. 7, Kec. Wonocolo, Surabaya.
Dikatakan Irmawan Farindra, kasus infeksi ini pada anak saat ini perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Ini dikarenakan kasus infeksi norovirus di berbagai lokasi di Indonesia mengalami kenaikan. Kasus infeksi norovirus pada anak-anak di Jambi, misalnya mencapai 15,4%..
Salah satu faktor penyebab melonjaknya kasus norovirus pada anak adalah konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi dengan norovirus. Selain itu, pada beberapa penelitian lain juga disebutkan bahwasanya penggunaan kamar mandi secara bergantian oleh semua warga sekolah juga dapat meningkatkan risiko penularan infeksi norovirus.
Pengmas ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada siswa-siswi SMP An-Najiyah mengenai penyakit akibat infeksi norovirus, cara penularan norovirus, dan cara pencegahan.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini sejalan dengan tujuan dari SDGs pada indikator ketiga dengan keywords Good Health and Well-being. Keyword SDGs nomor tiga memiliki tujuan agar siswa dapat secara bersama-sama membasmi penyakit menular.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membasmi penularan penyakit menular yaitu dengan cara penyuluhan atau edukasi. Dengan cara ini, tenaga kesehatan dapat meningkatkan kesadaran pada masyarakat mengenai infeksi penyakit, sehingga jika kesadaran pada masyarakat meningkat, kasus akibat infeksi penyakit dapat diminimalisir.
Kegiatan pengmas ini diikuti oleh 30 siswa-siswi SMP An-Najiyah. Sebelum edukasi dilaksanakan, diberikan kuesioner untuk mengetahui pengetahuan mengenai diare. Dari pre-test, didapatkan hasil bahwa sebanyak 25 siswa-siswi pernah mengalami diare. Kemudian, pada tahap penyuluhan siswa-siswi diberikan edukasi mengenai pengenalan terhadap penyakit diare mulai dari definisi, gejala dan penyebabnya, gejala yang disebabkan oleh infeksi virus, dan cara pencegahan penyakit norovirus.
Setelah diberikan penyuluhan, siswa-siswi diberikan kuesioner post-test untuk mengukur apakah materi yang diberikan dapat dipahami oleh siswa-siswi. Dari hasil pre-test dan post-test didapatkan kesimpulan, terjadi peningkatan pengetahuan pada siswa-siswi di SMP An-Najiyah mengenai diare yang diakibatkan oleh infeksi norovirus
Kegiatan ini menyimpulkan, adanya peningkatan pengetahuan siswa-siswi SMP An-Najiyah mengenai diare yang diakibatkan oleh infeksi norovirus. Ke depan, Irmawan mengharapkan, program seperti ini dapat dilakukan di berbagai lokasi, sehingga kesadaran masyarakat mengenai sebuah penyakit dapat meningkat. (***)