SEMANGGI air merupakan salah satu tumbuhan liar yang seringkali diolah untuk dikonsumsi. Biasanya tumbuhan ini hidup di danau, rawa, atau tambak. Tanaman ini banyak tumbuh di kota Surabaya, seringkali dijadikan olahan makanan berupa pecel semanggi oleh warga Surabaya. Banyak yang mengkonsumsi olahan tersebut tanpa mengetahui kandungan di dalamnya.
Tanaman kelompok paku ini memiliki kandungan fitoestrogen yang dapat memberikan efek anti penuaan pada kulit, melalui produksi Hyaluronic Acid (HA).
Berdasarkan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pemberian cream anti aging daun semanggi dengan dosis 30 mg/Kg selama empat minggu dapat meningkatkan reseptor estrogen pada tikus wistar. Hal ini menunjukkan bahwa dalam uji cobanya ekstrak daun semanggi memberikan manfaat yang signifikan terhadap penuaan dini pada kulit.
Berangkat dari fenomena sosial dan uji coba pada tikus wistar, Dr. Winawati Eka Putri, dr., Sp.DV, FINSDV, ahli dermatologist dari UNUSA, mengembangkan suatu formulasi cream anti penuaan dini dengan memanfaatkan ekstrak daun semanggi air sebagai bahan utama.
Pertama-tama, serbuk daun diekstraksi dengan 192,0 gram pelarut etanol 96% atau dengan perbandingan ekstrak dan pelarut 1:5. Dari hasil proses ekstraksi tersebut diperoleh ekstrak kental sebanyak 20, 2 gram. Rendemen yang dihasilkan sebesar 10,3% dengan kisaran persyaratan >10%.
Setelah itu, dilakukan beberapa penguji seperti tes organoleptik, uji homogenitas, pengukuran pH, uji viskositas, uji daya sebar, uji jenis emulsi krim. Tahapan ini ditempuh agar nantinya jika cream ini dijual di masyarakat, cream ini aman dan tidak menimbulkan efek jangka panjang pada penggunanya.Meskipun masih tahap pengujian, Dr. Winawati Eka Putri, dr., Sp.DV, FINSDV, berharap agar formulasi cream anti aging ini dapat tembus pada jurnal internasional, sehingga formulasi lebih lanjut dan tahap uji klinis dapat dilakukan.(***)