DI tengah perkembangan zaman, investasi di pasar modal menjadi semakin populer dan menjadi bagian inklusi keuangan di kalangan milenial dan Gen Z, termasuk mahasiswa. Namun, terjun ke dunia saham tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak faktor yang memengaruhi keberanian dan minat seseorang untuk mulai berinvestasi. Sebuah riset menarik yang dilakukan oleh Dosen Akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) mencoba mengungkap apa sebenarnya yang menjadi pendorong utama minat mahasiswanya.
Mahasiswa memiliki potensi besar untuk menjadi investor baru yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menyadari hal ini, UNUSA menyediakan fasilitas Galeri Investasi Syariah untuk mendukung pembelajaran mahasiswa secara nyata di dunia pasar modal. Namun, sebuah fenomena menarik terjadi. Berdasarkan wawancara dengan pengelola galeri, ditemukan bahwa jumlah mahasiswa UNUSA yang tercatat memiliki rekening efek di pasar modal masih tergolong sedikit. Faktor apa saja yang mempengaruhi minat mereka?
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Fuadatul Hasanah, Endah Tri Wahyuningtyas, dan Dina Anggraeni Susesti Dosen Akuntansi UNUSA mengkaji empat faktor utama: motivasi investasi, persepsi risiko, literasi keuangan, dan efikasi (kepercayaan diri) keuangan. Riset ini melibatkan 242 mahasiswa UNUSA yang pernah mengikuti seminar, pelatihan, atau mata kuliah seputar investasi sebagai responden.
Dari keempat faktor yang diuji, terdapat dua faktor yang secara signifikan berdampak positif terhadap minat investasi mahasiswa, yaitu motivasi dan literasi keuangan. Motivasi investasi datang dari dua arah yaitu internal dan eksternal. Motivasi internal dari diri sendiri didorong oleh keinginan untuk memiliki keuangan yang lebih baik di masa depan. Sementara itu, motivasi eksternal datang dari lingkungan sekitar mereka.
Mahasiswa yang memiliki literasi keuangan yang lebih baik cenderung tertarik untuk berinvestasi. Pengetahuan ini merupakan bagian dari pembelajaran seumur hidup mencakup kemampuan dalam mengalokasikan keuangan, hingga mengetahui cara untuk menghindari penipuan investasi dengan berpegang pada sumber informasi yang tepercaya seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semakin baik pemahaman mereka, maka semakin besar minat mereka untuk berinvestasi.
Riset yang dilakukan di UNUSA ini memberikan gambaran jelas bahwa untuk menumbuhkan minat investasi di kalangan mahasiswa, fokus utama harus diletakkan pada peningkatan motivasi dan penguatan literasi keuangan. Mendorong kesadaran akan pentingnya perencanaan masa depan dan membekali mereka dengan pengetahuan finansial yang cukup terbukti menjadi strategi yang paling efektif. Langkah lain yang bisa dilakukan yaitu meningkatkan edukasi agar lebih banyak generasi muda yang melek finansial dan berani mengambil langkah besar.(***)