TAHUKAH kamu bahwasanya bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif di Indonesia hanya 52,5% saja?
Tentunya, angka tersebut memang sudah cukup tinggi, tetapi masih ada 48% bayi di Indonesia yang belum mendapatkan ASI Eksklusif. Banyak tantangan dan masalah yang dihadapi ketika memberikan ASI Eksklusif pada bayi. Baik itu karena faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satunya ibu yang merasa bahwa ASI yang dikeluarkan hanya sedikit dan tidak cukup untuk memberikan rasa kenyang pada bayinya.
Padahal faktanya lambung bayi usia 1 bulan hanya sebesar telur ayam dan hanya mampu menyusu 100-150 ml/hari saja. Selain itu, faktor dukungan suami dan keluarga juga mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Ibu yang tidak mendapatkan dukungan suami saat menyusui seringkali merasa kesepian dan hampa. Jika perasaan itu terus diabaikan akan berdampak pada hormon yang mempengaruhi produksi ASI, yang menyebabkan produksi ASI sedikit.
Lantas apakah akibat jika bayi tersebut tidak mendapatkan ASI Eksklusif selama 6 bulan?
Akibat yang ditimbulkan jika bayi tersebut tidak mendapatkan ASI Eksklusif yaitu meningkatkan risiko gastroenteritis, necrotizing enterocolitis, infeksi telinga, infeksi pernapasan, Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS), dan infeksi saluran kemih.
Sebelum kita membahas mengenai “KELOR”, pasti ada pikiran mengenai “apa sih perbedaan antara IMD dan ASI Eksklusif itu?”
IMD merupakan Inisiasi Menyusu Dini. Sebuah prosedur yang dilakukan setelah bayi lahir dengan meletakkan bayi di dada ibu dan membiarkan bayi untuk meraih secara mandiri puting ibu. Pada tahap ini, kulit ibu dan bayi saling menempel atau dalam istilah medis skin to skin. Prosedur IMD ini dilakukan selama 30 menit. Sedangkan ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa memberikan asupan buah-buahan (pisang), air putih, air teh selama 6 bulan.
Nah, setelah kita mengetahui apa itu perbedaan IMD dan ASI Eksklusif, dibawah ini akan dibahas mengenai platform “KELOR”
Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), dr. Hartatiek Nila Karmila, Sp.OG, melakukan kolaborasi dengan Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya guna meluncurkan platform “KELOR”. KELOR adalah Kelas Online Laktasi RSI Surabaya yang bertujuan untuk memberikan wadah bagi ibu-ibu menyusui. Dengan konsultasi langsung kepada dokter dan tenaga kesehatan mengenai pentingnya pemberian ASI Ekslusif secara gratis.
Kelas tersebut menggunakan aplikasi zoom sebagai sarana untuk menjelaskan materi mengenai laktasi. Sesi zoom dilakukan setiap hari Sabtu dengan durasi waktu selama satu jam. Selain itu, WhatsApp Grup juga dibentuk agar ibu-ibu dapat berkonsultasi dengan dokter dan bidan mengenai ASI. “Tak jarang banyak dari peserta grup yang melakukan konsultasi diluar topik ASI,” tutur dokter Hartatiek.
Nantinya evaluasi akan dilakukan untuk mengukur program tersebut berdampak atau tidak pada ibu-ibu menyusui. Hasilnya, menunjukkan para ibu menyusui mengalami peningkatan pengetahuan mengenai Laktasi yang dilihat dari post-test. Dengan prosentase 91,94 persen dari nilai pretest yang sebelumnya hanya 68,23%. Dari kenaikan pretest dan posttest tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya “KELOR” sangat bermanfaat untuk ibu-ibu yang sedang menyusui.Harapannya kelas online ini tidak hanya membahas mengenai topik laktasi saja, melainkan isu kesehatan yang sedang ramai diperbincangkan, sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dari tenaga kesehatan. (***)