SEBAGAI mahasiswa tidak mungkin jika di antaranya tidak memiliki akun sosial media. Setiap hari bahkan setiap jam akan selalu berhadapan dengan gadget untuk scroll TikTok, Instagram, dan Whatsapp. Sekadar untuk mengupload status atau menonton video-video lucu yang menghibur. Kebiasaan ini seolah menjadi bagian dari kehidupan kita.
Apakah kalian menyadari bahwa ketergantungan bisa memicu kecemasan saat kita jauh dari ponsel? Inilah yang dikenal sebagai Nomophobia (No Mobile Phone Phobia). Menghadapi tantangan ini, tim dari Program Studi S1 Sistem Informasi menciptakan inovasi bernama Nomolitera. “Inovasi ini dikembangkan berdasarkan hasil penelitian ilmiah sebelumnya dengan melibatkan dua mahasiswa,” ungkap Endang Sulistiyani, S.Kom, M.Kom., selaku dosen Prodi Sistem Informasi dan ketua tim pengembang.
Nomolitera adalah gabungan dari Nomophobia dan Literasi. Melalui Tes Nomophobia pengguna dapat mengecek seberapa tinggi tingkat kecemasan atau ketergantungan terhadap ponsel dengan serangkaian kuis interaktif. Sedangkan, Literasi Digital platform yang menyediakan berbagai konten edukatif sebagai bentuk pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, artikel, dan tips seputar kesehatan mental. Inovasi ini diperkenalkan dalam acara penyambutan mahasiswa asing dari enam negara, yang bertempat di ruang seminar Kampus C Unusa.
Kehadiran Nomolitera bukan sekadar proyek teknologi, melainkan sebuah wujud kepedulian nyata dari dunia akademik terhadap isu digital kesehatan mental untuk meningkatkan kesejahteraan generasi muda. Ini adalah langkah awal yang penting untuk membantu generasi muda mengenali kondisi mereka dan membangun kebiasaan digital yang lebih sehat. Melalui Nomolitera, Unusa menunjukkan bahwa teknologi bisa menjadi solusi untuk mengatasi tantangan yang juga lahir dari teknologi itu sendiri.(***)