ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) adalah sebuah istilah yang merujuk pada individu yang mempunyai gangguan kesehatan mental. Kondisi ini dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang sehingga dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari. Orang dengan gangguan kesehatan mental memiliki hormon stres yaitu kortisol yang tidak seimbang.
Beberapa gejala yang dialami oleh orang dengan gangguan jiwa yaitu anhedonia, gangguan ansietas, insomnia. Anhedonia adalah berkurangnya minat terhadap hal-hal yang disukai. Kemudian, gangguan ansietas yang biasanya dialami oleh orang dengan gangguan jiwa yiatu gangguan kecemasan umum, fobia sosial, dan gangguan panik. Selain itu, sebagian besar orang dengan gangguan kesehatan mental memiliki gejala insomnia yang tidak dapat tertangani. Gejala ini ditandai dengan kesulitan tidur hingga berhari-hari.
Berbagai pengobatan secara farmakologis telah banyak dilakukan untuk mengatasi beberapa gejala pada ODGJ. Akan tetapi, kepatuhan ODGJ untuk mengkonsumsi obat yang telah diresepkan sangatlah rendah. Hal ini dikarenakan mereka menganggap dirinya sudah sehat, tidak kontrol secara berkala, tidak mampu membeli obat secara rutin, lupa, takut ketergantungan, dan sebagainya.
Dengan alasan diatas, Hafid Algristian, dr., Sp.KJ, psikiater dari UNUSA, mengembangkan sebuah inovasi untuk mengurangi gejala insomnia pada ODGJ. Inovasi tersebut yaitu berupa spray aromaterapi berbahan dasar LEO. LEO adalah Lavender Essential Oils yang telah terbukti secara klinis memberikan efek ansiolitik dan sedatif, sehingga menjadikan LEO sebagai pilihan yang tepat untuk mengelola stress dan meningkatkan kesejahteraan kondisi mental pada seseorang.
Hafid Algristian, dr., Sp.KJ dan tim melakukan penelitian pengembangan inovasi spray aromaterapi lavender di RS Graha Husada Gresik dengan melibatkan 60 ODGJ dibagi menjadi dua kelompok yakni 30 orang mendapatkan terapi. Sedangkan, 30 lainnya tidak mendapatkan terapi.
Tim peneliti melakukan kunjungan rumah kepada subjek penelitian mengenai cara penggunaan, jadwal pemakaian, dan sebagainya. Para keluarga dilibatkan untuk memberikan intervensi ini kepada ODGJ. Pemberian intervensi ini dilakukan selama 14 hari. Sebelum diberikan intervensi, para keluarga ODGJ diminta untuk mengisi kuisioner terlebih dahulu. Jika keadaan ODGJ masih memungkinkan, maka yang mengisi kuesioner adalah ODGJ itu sendiri. Kemudian, setelah pemberian terapi selama 14 hari telah dilakukan, evaluasi akan dilakukan melalui kuesioner untuk menilai apakah pemberian terapi melalui spray aromaterapi lavender dapat mengurangi gejala insomnia pada ODGJ atau tidak.
Melalui penelitian ini, Hafid Algristian, dr., Sp.KJ berharap agar inovasi ini dapat dikembangkan lagi sehingga dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi gejala pada ODGJ. (***)