OSTEOARTRITIS (OA) merupakan penyakit lutut yang ditandai dengan adanya rasa nyeri dan kaku pada pagi hari. Berdasarkan penelitian, risiko penyakit ini akan meningkat pada kategori usia diatas 40 tahun. Penyakit osteoartritis dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu diabetes melitus, obesitas, genetik, usia, dan olahraga.

Ibu-ibu Pengurus Wilayah Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) sering mengeluhkan nyeri lutut (Osteoartritis) pada saat mengadakan acara pengajian. Hal ini dikarenakan pada saat pengajian ibu-ibu Pengurus Wilayah Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) duduk lesehan yang merupakan salah satu posisi tidak ergonomis. Ketika akan berdiri dari posisi duduk, ibu-ibu akan membutuhkan energi yang besar yang akan menyebabkan timbulnya rasa nyeri pada lutut.

Berdasarkan kajian masalah yang dialami oleh pengurus muslimat Nahdlatul Ulama (NU) yaitu nyeri lutut, maka Dr. Rita Vivera Pane, dr., Sp.KFR (K), FIPP beserta tim melakukan sebuah pengabdian masyarakat berupa pemberian edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pengurus wilayah muslimat Nahdlatul Ulama (NU) mengenai nyeri lutut.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode ceramah dengan media PowerPoint. Adapun materi edukasi yang disampaikan yaitu mengenai fungsi dan peran lutut bagi tubuh, bagaimana cara lutut bekerja, dan pengenalan singkat mengenai penyakit OA. Serta faktor risiko yang meningkatkan penyakit akibat lutut terutama OA lutut, dan cara agar terhindar dari nyeri lutut akibat penyakit OA lutut.

Kemudian, kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Pengurus Wilayah Muslimat NU Jawa Timur secara offline dengan durasi selama 90 menit. Pemberian edukasi ini diikuti oleh 30 peserta yang merupakan Pengurus Wilayah Muslimat NU Jawa Timur, yang berasal dari berbagai kabupaten yang tersebar di Jawa Timur. Semua peserta berjenis kelamin perempuan yang berusia 45 tahun hingga 65 tahun. Peserta merupakan tokoh penting yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren yang berada di Jawa Timur.

Peserta sangat antusias dengan adanya edukasi yang dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan mengenai permasalahan mereka sehari-hari terutama karena nyeri lutut.

Berdasarkan hasil pre-test dan post-test didapatkan hasil bahwa adanya peningkatan nilai rata-rata dari 59,3 menjadi 74, 6. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi mengenai nyeri lutut dapat dipahami oleh peserta Pengurus Wilayah Muslimat Nahdlatul Ulama (NU).

Diharapkan dengan adanya kegiatan ini peserta dapat mengaplikasikan latihan sederhana untuk mencegah nyeri lutut yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah. Terapi nyeri lutut tidak hanya membutuhkan obat-obatan saja, tetapi juga meliputi pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga, intervensi gaya hidup, dan terapi latihan fisik.(***)