Kesehatan organ reproduksi sering kali masih dianggap sepele, padahal masalah kecil bisa berujung pada penyakit serius. Inilah yang coba disampaikan oleh mahasiswa dan dosen Analis Kesehatan, Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), lewat kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sumbersono, Mojokerto.
Dengan mengangkat tema “Sosialisasi Pemeriksaan Bacterial Vaginosis dan Urin Lengkap terhadap Kejadian Penyakit Infeksi Saluran Kemih pada Ibu PKK”, program ini fokus untuk mengajak ibu-ibu lebih peduli terhadap kesehatan diri, terutama terkait infeksi saluran kemih (ISK) dan bacterial vaginosis (BV) yang umum dialami perempuan.
Belajar Sambil Periksa Kesehatan
Kegiatan tidak hanya sebatas penyuluhan, tetapi juga pemeriksaan kesehatan langsung. Para peserta—ibu-ibu PKK setempat—mendapat edukasi seputar kebersihan organ reproduksi dan pentingnya pemeriksaan dini. Selain itu, dilakukan pula pemeriksaan urin lengkap dan swab vagina terhadap 20 orang responden.
Hasilnya cukup menarik. Dari pemeriksaan urin, separuh responden (50%) diketahui memiliki kristal asam urat. Kondisi ini biasanya dipicu pola makan tinggi purin, dehidrasi, atau adanya penyakit metabolik seperti diabetes dan obesitas.
Sementara dari pemeriksaan swab vagina, ditemukan 10% responden mengalami bacterial vaginosis, ditandai dengan adanya clue cells. Di sisi lain, ada juga 10% responden yang menunjukkan kondisi flora vagina sehat, berkat dominasi bakteri baik Lactobacillus yang menjaga keseimbangan pH.
Menurut dosen pembimbing lapangan, Dr. Rahayu Anggraini, pemeriksaan ini bukan sekadar kegiatan akademik, tetapi juga cara untuk memberikan pemahaman praktis kepada masyarakat.
“Melalui program KKN ini, kami ingin memberikan edukasi yang aplikatif sekaligus membuka akses pemeriksaan awal yang mungkin belum banyak dilakukan di masyarakat pedesaan,” jelasnya.
Kegiatan KKN ini mendapat respon positif dari warga maupun Pemerintah Desa Sumbersono. Para ibu PKK terlihat antusias mengikuti rangkaian acara, bahkan berharap program serupa bisa diadakan kembali dengan tema kesehatan keluarga lainnya.
Dengan adanya kegiatan ini, harapannya masyarakat semakin sadar pentingnya menjaga kesehatan organ reproduksi dan melakukan deteksi dini terhadap infeksi. Karena menjaga kesehatan bukan hanya soal mengobati penyakit, tetapi bagaimana kita bisa mencegahnya sejak awal. (***)