Surabaya – Permasalahan keamanan pangan menjadi sangat penting karena akan menimbulkan beban sosio-ekonomi bagi konsumen (risiko kesehatan, biaya rawat inap, dan kematian) dan juga bagi industri pangan (penarikan produk, sisa makanan, dan hilangnya hasil panen). Dalam kaitannya dengan ketahanan pangan, keamanan pangan merupakan pilar ketiga ketahanan pangan yaitu ‘pemanfaatan pangan yang aman, bermutu, dan bergizi’.

Menanggapi permasalahan itu, dosen Gizi Unusa dampingi pengelola kantin dan siswa tentang pentingnya keamanan pangan di kantin sekolah. Melalui edukasi menarik berbasis video animasi yang bisa menjadi solusi efektif untuk meningkatkan literasi tentang keamanan pangan dan kantin sehat. Kegiatan ini berlangsung pada hari Sabtu, 8 Juni 2024 di Aula SMP Negeri 1 Bangkalan, Madura.

Rangkaian kegiatan diawali dengan koordinasi tim dengan mitra, yaitu UPTD SMP Negeri 1 Bangkalan. Banyak siswa dan pengelola kantin di sekolah tersebut masih kurang paham mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan keamanan makanan. Hal ini tercermin dari hasil studi awal pengabdian ini yang menunjukkan 65% siswa memiliki tingkat literasi rendah tentang keamanan pangan. Dalam kegiatan di lapangan, ditemukan juga berbagai kelemahan dalam standar kebersihan dan fasilitas kantin. Masalah tersebut akhirnya manjadi prioritas untuk diselesaikan.

Kegiatan inti dimulai dengan pemberian edukasi kepada peserta, yang terdiri dari 34 siswa dan 7 pengelola kantin. Menggunakan media audiovisual berupa video bergambar dan bersuara. Metode ini dipilih karena dianggap efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa sekolah terhadap materi tentang keamanan pangan dan kantin sehat. Setelah itu, peserta melakukan diskusi dan pengamatan lapangan di 16 kantin di sekolah. Pengamatan tersebut dilengkapi dengan lembar pengecekan yang berisi aspek-aspek fasilitas pendukung kantin sehat. Seperti keberadaan fasilitas cuci tangan, lokasi pembuangan sampah yang terpisah, serta isi makanan/minuman yang dijual.

Peserta aktif mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, termasuk diskusi dan pengamatan, serta pengisian pre-test dan post-test sehingga mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan tetapi juga pengalaman langsung dalam mengidentifikasi bahaya dan kondisi kantin sehat.

Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat tersebut juga menunjukkan adanya hasil peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta setelah mengikuti kegiatan edukasi ini. Nilai Pre-test peserta rata-rata sebesar 71,09, sementara setelah edukasi, rata-rata mencapai 85,14. Secara statistik, peningkatan ini terbukti bermakna secara signifikan (p-value < 0,05).

Selain itu, peserta sangat antusias dan aktif selama kegiatan berlangsung, termasuk siswa dan pengelola kantin. Mereka mampu mengidentifikasi bahaya dan praktik tidak higienis yang harus dihindari, sehingga diharapkan mampu menerapkan pola hidup dan kebiasaan makan yang lebih sehat dan aman di lingkungan sekolah. (***)