Surabaya – Kesehatan menjadi kunci utama dalam mendukung semangat belajar dan aktivitas sehari-hari, terutama bagi anak-anak sekolah. Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi, mulai dari kurangnya pemahaman soal makanan bergizi, hingga kantin sekolah yang belum sepenuhnya menyediakan makanan sehat.
Menanggapi hal tersebut, mahasiswa gizi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dalam Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di SMPN 1 Bangkalan, melakukan pembinaan kantin sehat. Kegiatan yang juga turut memperhatikan dua poin Sustainable Development Goals (SDGs) yakni poin 3 dan 4 ini dilaksanakan dengan berkolaborasi bersama pengelola kantin sekolah SMPN 1 BANGKALAN pada tanggal 19 Juli.
Kehadiran mahasiswa Unusa ini disambut baik oleh para guru dan pengelola kantin yang terlihat antusias. Hal ini terlihat saat proses sosialisasi berlangsung, mereka aktif bertanya dan menanggapi penjelasan tim KKN.
“Hari pertama kemarin, tim KKN kami masih melakukan sosialisasi pada guru dan juga pengelola kantin tanpa melibatkan siswa. Kami membahas tentang kantin sehat itu seperti apa, harus ada unsur apa saja dalam kantin sehat, serta penyampaian terkait pentingnya mendapatkan sertifikat halal pada suatu produk makanan,” ujar dosen pendamping KKN Dr. Dini Setiarsih tersebut.
Ada empat pilar penting yang perlu diperhatikan saat membangun kantin sehat. Pertama, harus ada komitmen yang kuat dan dukungan dari manajemen sekolah, terutama kepala sekolah dan tim pengelola. Pilar kedua, Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam pengelolaan kantin, seperti Ibu kantin harus mendapat pelatihan mengenai standar kebersihan, keamanan makanan, serta tata cara pengolahan makanan sehat.
Ketiga, ketersediaan sarana dan prasarana kantin yang mendukung seperti wastafel, tempat sampah tertutup, dapur, ruang makan yang bersih dan bebas hama serta tidak memakai kemasan yang berbahaya seperti styrofoam. Pilar terakhir terkait mutu pangan yang menekankan bahwa makanan dan minuman yang disediakan harus aman, bergizi, dan terbebas dari bahan berbahaya. Pemilihan bahan baku juga harus segar, bersih, dan tidak kadaluwarsa.

“Dengan tetap menerapkan 4 pilar kantin sehat dan menerapkan modul yang kami sediakan, insyaallah peningkatan literasi kantin sehat di SMPN 1 Bangkalan bisa mewujudkan tujuan Pengabdian Masyarakat kali ini,” ungkap salah satu anggota KKN Helqi Alysia Putri itu.
Bukan hanya melakukan pembinaan kantin sehat untuk guru dan pengelola kantin, KKN tersebut juga menyediakan modul sebagai panduan pelaksanaan kegiatan ini. Pengabdian Masyarakat dan KKN ini diharapkan dapat meningkatkan literasi gizi pengelola kantin sejak dini karena saat ini banyak makanan yang belum terjamin kandungan gizinya. (***)