Kesehatan ibu menjadi isu yang terus menjadi perhatian serius di Indonesia. Tingginya angka kematian ibu, khususnya akibat komplikasi selama kehamilan seperti preeklamsia dan anemia, menunjukkan bahwa masih banyak perempuan yang belum sepenuhnya memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi.
Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyebab langsung kematian ibu di Indonesia antara lain adalah perdarahan, preeklamsia/eklamsia (24%), anemia (28%), dan infeksi. Sementara itu, penyebab tidak langsung termasuk trauma obstetri dan penyakit kanker seperti kanker serviks. Anemia sendiri menyerang hampir setengah ibu hamil di Indonesia (48,9%), dan kasus ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Di Surabaya, angka kejadian preeklamsia juga terus meningkat. Dinas Kesehatan Kota Surabaya mencatat bahwa pada tahun 2017 terdapat 1.704 kasus preeklamsia, dan naik menjadi 2.083 kasus pada tahun 2019. Selain itu, kanker juga menjadi perhatian khusus, dengan Wonokromo menduduki posisi ketiga terbanyak dalam jumlah pasien kanker di Surabaya.
Melihat kondisi tersebut, dosen dari Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), yaitu Dr. Faridah Umamah, S.Kep.Ns., M.Kep., Dr. R. Khairiyatul Afiyah, M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat., Fritria Dwi Anggraini, SST., M.Kes., serta Moh. Dwinanda Junaedi, dr., Sp.OG., melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kelurahan Wonokromo. Fokus utama kegiatan ini adalah penyuluhan kesehatan reproduksi, tanda bahaya kehamilan, pencegahan dan deteksi dini preeklamsia serta anemia, edukasi tentang kanker dan kualitas hidup perempuan yang mengidap kanker.
Kegiatan ini menyasar ibu hamil, remaja putri, kader kesehatan, dan masyarakat umum. Dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Penyuluhan dilakukan dengan metode yang interaktif seperti ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi langsung.
Sebelum kegiatan dimulai, peserta terlebih dahulu mengikuti pre-test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka. Setelah penyuluhan selesai, mereka kembali mengisi post-test untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan.
Dari hasil survei awal terhadap 35 perempuan di wilayah RW 08 Kelurahan Wonokromo, ditemukan bahwa masih banyak yang belum mengetahui pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, bahaya preeklamsia, serta upaya deteksi dan pencegahan kanker. Padahal, di tahun 2022 saja, tercatat ada 43 ibu hamil di wilayah ini, dan 25 di antaranya mengalami anemia, serta 12 lainnya mengalami preeklamsia.
Ini menjadi bukti nyata bahwa edukasi kesehatan di tingkat masyarakat masih sangat dibutuhkan. Terlebih lagi, jumlah penduduk Kelurahan Wonokromo cukup padat, dengan lebih dari 25 ribu pasangan usia subur yang tinggal di wilayah ini. Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini, diharapkan warga Wonokromo khususnya kaum perempuan, bisa lebih memahami cara menjaga kesehatannya. Mengenali gejala bahaya selama kehamilan, serta mencegah komplikasi yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin.
Kegiatan pengabdian ini tak hanya berdampak pada pengetahuan, tapi juga sebagai langkah kecil namun bermakna dalam menurunkan angka kematian ibu di Indonesia. Karena pada akhirnya, ibu yang sehat adalah kunci bagi lahirnya generasi yang sehat dan kuat. (***)